Opini yang lain: 10 Novel modern pertama di Indonesia

10 Novel modern pertama di Indonesia

Kelahiran novel modern di Indonesia banyak dikemukakan oleh para penulis angkatan Balai Pustaka seperti Merari Siregar, Marah Roesli, Muhammad Yamin, Nur Sutan Iskandar, Tulis Sutan Sati, Djamaluddin Adinegoro, Abbas Soetan Pamoentjak, Abdul Muis, dan Aman Datuk Madjoindo. Beberapa karya mereka sangat terkenal hingga sekarang, sebut saja Siti Nurbaya karya Marah Roesli, Sengsara membawa nikmat karya Tulis Sutan Sati, dan masih banyak yang lainnya. Berikut 10 novel modern pertama di Indonesia:

10. Salah Pilih (1928)
Penulis: Nur Sutan Iskandar
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: kehidupan seseorang yang telah salah pilih dalam menentukan pilihannya.
9. Salah Asuhan (1928)
Penulis: Abdul Muis
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Karya sastra legendaris SALAH ASUHAN karya Abdul Muis, berkisah tentang seorang pria Minang yang mendapatkan seorang istri berkewarganegaraan asing. Pada zamannya, perbedaan kewarganegaraan menjadi persoalan serius, karena faktor budaya.
8. Sengsara membawa nikmat (1928)
Penulis: Tulis Sutan Sati
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Dari novel ini muncul tokoh yang mungkin masih anda kenal sampai sekarang, mengisahkan tentang kisah seorang pemuda shalih bernama Midun.
7. Pertemuan (1927)
Penulis: Abbas Soetan Pamoentjak
Penerbit: Balai Pustaka

6. Cinta yang membawa maut (1926)
Penulis: Nur Sutan Iskandar
Penerbit: Balai Pustaka

5. La Hami (1924)
Penulis: Marah Roesli
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: perjuangan seorang pemuda yang gagah berani dalam mencari jati diri.
4. Tak Disangka (1923)
Penulis: Tulis Sutan Sati
Penerbit: Balai Pustaka

3. Apa dayaku karena aku seorang perempuan (1923)
Penulis: Nur Sutan Iskandar
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Kisah seorang perempuan yang harus mematuhi keingginan keluarganya demi martabat keluarga.

2. Siti Nurbaya (Kasih tak sampai), 1922
Penulis: Marah Roesli
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis:
Siapa yang tidak kenal dengan nama Siti Nurbaya, Siapa juga yang tidak kenal dengan Datuk Maringgih & Samsulbahri. Mereka merupakan tokoh-tokoh dari Novel terkenal Karya Marah Rusli.
Hampir semua kritikus sastra Indonesia menempatkan novel Sitti Nurbaya ini sebagai karya penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Secara tematik, seperti yang disinggung H.B. Jassin, Zuber Usman, Ajip Rosidi, Sapardi Djoko Damono, maupun Teeuw, novel ini tidak hanya menampilkan latar social lebih jelas, tetapi juga mengandung kritik yang tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Novel ini pula yang pertama kali menampilkan masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya.
Pada tahun 1969, novel ini memperoleh hadiah penghargaan dari pemerintah Indonesia sebagai hadiah tahunan yang diberikan setiap tanggal 17 Agustus- kini Hadiah Tahunan Pemerintah ini tidak dilanjutkan lagi.
Berbagai artikel maupun makalah yang membahas novel ini sudah banyak ditulis oleh para pengamat sastra Indonesia, baik dalam maupun luar negeri. Hingga kini, ulasannya masih terus banyak dilakukan, baik dalam konteks sejarah kesusastraan Indonesia modern, maupun dalam konteks social dan emansipasi wanita.
1. Azab dan Sengsara (1920)
Penulis: Merari Siregar
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Tema dari novel Azab dan Sengsara adalah permasalahkan perkawinan dalam hubungannya dengan harkat dan martabat keluarga. Novel ini mengkisahkan tentang kehidupan cinta seorang perempuan yang menyedihkan.

sumber:
Mahayana M.S, Sofyan O., Dian A. (2000)
http://awan965.wordpress.com/
http://www.sumpahpalapa.com/
http://kd-sumedang.upi.edu/
http://mediaranahjaya.blogspot.com
http://www.kapanlagi.com/
http://www.kaskus.us/
http://id.wikipedia.org/
Masih banyak kekurangan dalam artikel ini, bilamana terdapat kesalahan mohon diralat, terima kasih.

14 comments:

  1. wahhh, salah asuhan tuhh., pernah baca,, jaman SMA dapet di kelas bahasa indonesia,, wekekek

    ReplyDelete
  2. siti nurbaya, aku suka banget

    ReplyDelete
  3. Siti Nurbaya, aku suka banget

    ReplyDelete
  4. Waaa... mau baca yang salah pilih cuma males. Kalau siti nurbaya kepanjangan. Hehhe... Kok katak hendak jadi lembu gak masuk sih? Hehhee.. btw, nice info nih. ^^

    ReplyDelete
  5. yaaah noveL yang pernah si_om baca tidak termasuk disini

    ReplyDelete
  6. Anjrit, jadi inget pas SMA suruh ngapalin beberapa novel diatas.....

    emang ga suruh bacain, tapi di pelajaran BI sering banget tuh muncul Salah Asuhan ma Siti nurbaya

    hehehe, tapi emang bgus, gpp

    mampir n komen balik

    ReplyDelete
  7. Na suka salah asuhan :D xixixixixi

    ReplyDelete
  8. ibuku punya bnyk bgt novel2 jadul nie har,,,msh pd kuning gt kertasnya n udh bau apek,,hihi^^

    klo sma aq sng bgt beli novel smp numpuk,skrg udh g lagi smnjk pny blog ^_^

    ReplyDelete
  9. kata: "sengsara membawa nikmat" yang paLing popuLer di ucapkan oLeh banyak orang daLam kondisi tertentu.

    ReplyDelete
  10. aku termasu suka baca novel, tapi ad beberapa yang di atas aku belum pernah baca nih

    ReplyDelete
  11. konfirmasi pertanyaan.
    mudah-mudaLam daLam waktu dekat ada konsep (kategori award) Lain yang akan ditawarkan.

    ReplyDelete
  12. kok harimau-harimau ma robohnya surau kami ga ada ya?? waktu SMA sering banget tuh di pelajaran Bhs Indonesia

    ReplyDelete
  13. wah belum pernah baca nih, coba cari ah =]

    ReplyDelete

Copyright © Opini yang lain Media Ranah Jaya