1. Air terjun Gua Seropan, Yogyakarta
Gua seropan terletak di desa Semuluh, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dan mempunyai panjang 888 meter.
Keistimewaan gua seropan akan anda dapatkan mulai dari luar gua hingga masuk kedalam perut gua. Mulai dari luar gua anda akan dimanjakan dengan tebing- tebing kapur yang bisa anda taklukan, digua ini anda bisa menemukan 13 jalur panjatan dengan berbagai tingkat kesulitan yang bervariasi, panjat tebing diluar gua seropan cocok bagi anda yang baru belajar panjat tebing dan masih pemula, jadi tidak ada salahnya jika anda mencobanya. Dimana anda akan menemukan air terjun setinggi 7 meter.
2. Air terjun Gua Buni Ayu, Sukabumi
Gua seropan terletak di desa Semuluh, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dan mempunyai panjang 888 meter.
Keistimewaan gua seropan akan anda dapatkan mulai dari luar gua hingga masuk kedalam perut gua. Mulai dari luar gua anda akan dimanjakan dengan tebing- tebing kapur yang bisa anda taklukan, digua ini anda bisa menemukan 13 jalur panjatan dengan berbagai tingkat kesulitan yang bervariasi, panjat tebing diluar gua seropan cocok bagi anda yang baru belajar panjat tebing dan masih pemula, jadi tidak ada salahnya jika anda mencobanya. Dimana anda akan menemukan air terjun setinggi 7 meter.
2. Air terjun Gua Buni Ayu, Sukabumi
Goa Buni Ayu pada awalnya lebih dikenal sebagai Goa Cipicung, hal tersebut disebabkan kerena lokasi goa yang berada di wilayah kampung Cipicung. Akan tetapi beberapa penelusur goa lebih mengenal nya sebagai Goa Siluman. Akan tetapi semenjak berada dibawah Pengelolaan Perum Perhutani mulai tanggal 26 Pebruari 1992 nama goa tersebut berubah menjadi Wana Wisata Goa Buniayu.
Goa Buni Ayu merupakan goa alam yang masih alami didalam nya anda akan menemukan stalaktit, stalakmit, flow stone, coloumn,drapery, gourdam, canopy maupun ornamen goa lainnya. Selain itu terdapat pula binatang yang telah mengalami perubahan fungsi inderanya dikarenakan pengaruh lingkungan goa seperti: laba-laba, jangkrik, ikan, ular, kelelawar (megachiroptra),kadal, udang, walet (collocalia) serta beragam jenis binatang lainnya.
Anda juga akan menemukan sungai bawah tanah, air terjun, serta danau dalam goa seluas + 1 hektar.
3. Air terjun Gua Petruk, Kebumen
Gua Petruk merupakan salah Obyek wisata di Kabupaten Kebumen. Obwis (obyek dan Pantai Logending, dimana lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen, atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan. Karena anehnya bentuk-bentuk stalaktit dan stalagmitnya, nama-namanya pun terdengar aneh, seram, atau lucu, misalnya: batu layon (mirip mayat), bajul putih (mirip buaya), atau batu helikopter, dan lain-lain. Bahkan ada stalaktit yang menggantung di lantai gua yang rendah yang bulat-bulat mirip payudara. Di dalam gua ini juga terlihat adanya sejumlah sendang dan air terjun kecil.
4. Air terjun Gua Pule jajar, Yogyakarta
Gua Pule Jajar merupakan salah satu gua yang memiliki sistem sungai bawah tanah dan air terjun setinggi kurang lebih 5 m. Secara administratif Gua Pule Jajar berada di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat ditempuh dari yogyakarta menuju ke pantai wediombo, gunung kidul.
5. Air terjun Gua Ngerong, Tuban
Goa Buni Ayu merupakan goa alam yang masih alami didalam nya anda akan menemukan stalaktit, stalakmit, flow stone, coloumn,drapery, gourdam, canopy maupun ornamen goa lainnya. Selain itu terdapat pula binatang yang telah mengalami perubahan fungsi inderanya dikarenakan pengaruh lingkungan goa seperti: laba-laba, jangkrik, ikan, ular, kelelawar (megachiroptra),kadal, udang, walet (collocalia) serta beragam jenis binatang lainnya.
Anda juga akan menemukan sungai bawah tanah, air terjun, serta danau dalam goa seluas + 1 hektar.
3. Air terjun Gua Petruk, Kebumen
Gua Petruk merupakan salah Obyek wisata di Kabupaten Kebumen. Obwis (obyek dan Pantai Logending, dimana lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen, atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan. Karena anehnya bentuk-bentuk stalaktit dan stalagmitnya, nama-namanya pun terdengar aneh, seram, atau lucu, misalnya: batu layon (mirip mayat), bajul putih (mirip buaya), atau batu helikopter, dan lain-lain. Bahkan ada stalaktit yang menggantung di lantai gua yang rendah yang bulat-bulat mirip payudara. Di dalam gua ini juga terlihat adanya sejumlah sendang dan air terjun kecil.
4. Air terjun Gua Pule jajar, Yogyakarta
Gua Pule Jajar merupakan salah satu gua yang memiliki sistem sungai bawah tanah dan air terjun setinggi kurang lebih 5 m. Secara administratif Gua Pule Jajar berada di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat ditempuh dari yogyakarta menuju ke pantai wediombo, gunung kidul.
5. Air terjun Gua Ngerong, Tuban
Gua Ngerong terletak di Desa Rengel Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban.Gua ini merupakan lokasi wisata alam Kabupaten Tuban, meskipun terbatas di sekitar mulut gua. Gua Ngerong memiliki sungai bawah tanah yang debit airnya sangat besar sehingga mampu di fungsikan untuk irigasi sawah sekitar.
Gua Ngerong mempunyai panjang lorong sekitar 1800 meter. Tinggi air dalam gua sangat bervariasi dari 0,5-3 meter pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan dapat mencapai 3 meter. Mulut gua berukuran besar dengan lebar dan tinggi 4-8 dan 2-7 m. Di dalam gua ditemukan air terjun yang tingginya 5 meter yang disebut dengan “Grojokan Sewu”. Lorong gua berakhir pada sebuah danau kecil tempat keluarnya mata air
6. Air terjun Gua Cerme, Yogyakarta
Gua Ngerong mempunyai panjang lorong sekitar 1800 meter. Tinggi air dalam gua sangat bervariasi dari 0,5-3 meter pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan dapat mencapai 3 meter. Mulut gua berukuran besar dengan lebar dan tinggi 4-8 dan 2-7 m. Di dalam gua ditemukan air terjun yang tingginya 5 meter yang disebut dengan “Grojokan Sewu”. Lorong gua berakhir pada sebuah danau kecil tempat keluarnya mata air
6. Air terjun Gua Cerme, Yogyakarta
Gua cermai berada di dusun Srunggo, Selopamiro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, dengan perjalanan 20 Km kearah Selatan dari pusat kota Yogyakarta, gua ini berada di dataran tinggi, saat perjalaan menuju kegua ini pun anda akan menyaksikan keindahan alam bersama landscape pemandangan kota Yogyakarta dari ketinggian. Yang menjadi daya tarik tersendiri didalam gua ini adalah adanya air terjun kecil yang ada didalam gua ini, jarang gua yang mempunyai keunikan seperti ini.
7. Air terjun Gua Jatijajar, Kebumen
Gua Jatijajar, sebuah tempat wisata yang menjadi ikon wisata di Kabupaten Kebumen. Gua ini membentang sepanjang +/-250 meter dengan lebar rata-rata 25 meter dengan ketinggian 15 meter, sehingga memudahkan para pengunjung untuk memasukinya.
Lorong gua sepanjang ratusan meter dihiasi dengan deretan gurdam dan air terjun. Lorong gua di bawah gua Jatijajar ini disiapkan menjadi objek wisata minat khusus. Untuk memasuki sendang di dalam Gua Jatijajar dikeramatkan dan dijadikan sebagai tempat berziarah.
8. Air terjun Gua Lueng Jaran, Pacitan
7. Air terjun Gua Jatijajar, Kebumen
Gua Jatijajar, sebuah tempat wisata yang menjadi ikon wisata di Kabupaten Kebumen. Gua ini membentang sepanjang +/-250 meter dengan lebar rata-rata 25 meter dengan ketinggian 15 meter, sehingga memudahkan para pengunjung untuk memasukinya.
Lorong gua sepanjang ratusan meter dihiasi dengan deretan gurdam dan air terjun. Lorong gua di bawah gua Jatijajar ini disiapkan menjadi objek wisata minat khusus. Untuk memasuki sendang di dalam Gua Jatijajar dikeramatkan dan dijadikan sebagai tempat berziarah.
8. Air terjun Gua Lueng Jaran, Pacitan
Gua Lueng Jaran yang terletak di Gunung Sewu, Pacitan, Jawa Timur. Kabarnya gua tersebut sangat panjang dan bertingkat-tingkat, selain itu gua tersebut juga menjanjikan pemandangan yang spektakuler bagi mereka pecinta olah raga penelusuran gua.
Sebuah ekspedisi yang pernah dilakukan oleh kelompok Australia-Inggris berhasil memetakan gua ini dengan panjang 20 km. Hasil ini berbeda seclikit dengan pemetaan yang pernah dilakukan kelompok penelusur gua dari Universitas Gajah Mada (Mapagama) yang menunjukkan kalau gua ini mempunyai panjang 21 km. Perbedaan jarak tempuh tersebut tentu menunjukkan bahwa, olah raga penelusuran gua memang sering menghadapi berbagai kendala yang cukup sulit. “Olah raga penelusuran gua memang membutuhkan keahlian khusus.
9. Air terjun Gua Liang Puruk, Kalimantan Tengah
Liang Puruk merupakan gua vertikal dengan mulut gua terletak pada sebuah cekungan runtuhan (collapse doline) dengan dua sungai kecil masuk ke dalam gua yang membentuk air terjun. Lorong gua panjangnya sekitar 355 m dengan berbagai tipe lorong. Lorong fosil bersubstrat tanah dan guano dari kelelawar dan walet. Lorong aktif merupakan lorong panjang dengan beberapa air terjun berketinggian sekitar 5 m di mulut gua dan sekitar 10 meter di dalam gua. Sungai bawah tanah bersubtrat batuan beku karena batu gamping terletak di atas batuan beku. Ornamen gua berkembang dengan baik seperti kanopi, mikrogordam, batu aliran (flowstone), stalaktit dan stalakmit. Beberapa air masuk (inlet) yang berasal dari sistem celah rekahan membentuk kolam-kolam air yang dihuni oleh beberpa jenis fauna akuatik yang unik. Lorong berakhir pada sebuah lorong dengan atap yang rendah. Namun diduga aliran sungai berlanjut sampai ke Liang hajuq. Altitude: 350 m dpl. Panjang : 354,7 m (terpetakan), >400 m (terobservasi). Tipe : vertikal, lorong aktif. (Juni, 2003, Cahyo Rahmadi dan Y.R. Suhardjono, Museum Zoologicum Bogoriense Bidang Zoologi, Puslit Biologi LIPI Cibinong, Bogor)
Sebuah ekspedisi yang pernah dilakukan oleh kelompok Australia-Inggris berhasil memetakan gua ini dengan panjang 20 km. Hasil ini berbeda seclikit dengan pemetaan yang pernah dilakukan kelompok penelusur gua dari Universitas Gajah Mada (Mapagama) yang menunjukkan kalau gua ini mempunyai panjang 21 km. Perbedaan jarak tempuh tersebut tentu menunjukkan bahwa, olah raga penelusuran gua memang sering menghadapi berbagai kendala yang cukup sulit. “Olah raga penelusuran gua memang membutuhkan keahlian khusus.
9. Air terjun Gua Liang Puruk, Kalimantan Tengah
Liang Puruk merupakan gua vertikal dengan mulut gua terletak pada sebuah cekungan runtuhan (collapse doline) dengan dua sungai kecil masuk ke dalam gua yang membentuk air terjun. Lorong gua panjangnya sekitar 355 m dengan berbagai tipe lorong. Lorong fosil bersubstrat tanah dan guano dari kelelawar dan walet. Lorong aktif merupakan lorong panjang dengan beberapa air terjun berketinggian sekitar 5 m di mulut gua dan sekitar 10 meter di dalam gua. Sungai bawah tanah bersubtrat batuan beku karena batu gamping terletak di atas batuan beku. Ornamen gua berkembang dengan baik seperti kanopi, mikrogordam, batu aliran (flowstone), stalaktit dan stalakmit. Beberapa air masuk (inlet) yang berasal dari sistem celah rekahan membentuk kolam-kolam air yang dihuni oleh beberpa jenis fauna akuatik yang unik. Lorong berakhir pada sebuah lorong dengan atap yang rendah. Namun diduga aliran sungai berlanjut sampai ke Liang hajuq. Altitude: 350 m dpl. Panjang : 354,7 m (terpetakan), >400 m (terobservasi). Tipe : vertikal, lorong aktif. (Juni, 2003, Cahyo Rahmadi dan Y.R. Suhardjono, Museum Zoologicum Bogoriense Bidang Zoologi, Puslit Biologi LIPI Cibinong, Bogor)
10. Air terjun Gua Liang Hajuq, Kalimantan Tengah
Liang hajuq yang panjangnya mencapai hampir 2km. Sementara lorong yang dipetakan hanya 1,5 km. Namun gua ini masih diduga akan lebih panjang dari yang diperkirakan. Liang hajuq mempunyai mulut gua yang besar, didepannya terdapat bongkah batu yang besar. Lorong-lorongnya besar dan lebar, namun setelah disusuri lorongnya semakin rendah dan ditemukan sungai bawah tanah. Sungai ini merupakan kelanjutan dari sungai yang ada di Liang Puruk. Sungai dengan lebar sekitar 4 m dan kedalaman sekitar 0,5 m ini mempunyai arus yang cukup deras. Di beberapa tempat ditemukan air terjun dengan ketinggian sekitar bervariasi dari 4 m sampai 7 m. Liang hajuq ini merupakan gua yang dihuni burung walet dan menghasilkan beberapa kilogram sarang burung. Gua ini juga dijaga dua orang yang tinggal didepan mulut gua. Di beberapa lorong yang dihuni burung walet juga ditutup dengan pagar kayu untuk melindungi gua dari jarahan orang yang tidak bertanggung jawab.
source:
http://www.platjogja.com/
http://bisnis-jabar.com/
http://dimz-niceboy.blogspot.com/
Liang hajuq yang panjangnya mencapai hampir 2km. Sementara lorong yang dipetakan hanya 1,5 km. Namun gua ini masih diduga akan lebih panjang dari yang diperkirakan. Liang hajuq mempunyai mulut gua yang besar, didepannya terdapat bongkah batu yang besar. Lorong-lorongnya besar dan lebar, namun setelah disusuri lorongnya semakin rendah dan ditemukan sungai bawah tanah. Sungai ini merupakan kelanjutan dari sungai yang ada di Liang Puruk. Sungai dengan lebar sekitar 4 m dan kedalaman sekitar 0,5 m ini mempunyai arus yang cukup deras. Di beberapa tempat ditemukan air terjun dengan ketinggian sekitar bervariasi dari 4 m sampai 7 m. Liang hajuq ini merupakan gua yang dihuni burung walet dan menghasilkan beberapa kilogram sarang burung. Gua ini juga dijaga dua orang yang tinggal didepan mulut gua. Di beberapa lorong yang dihuni burung walet juga ditutup dengan pagar kayu untuk melindungi gua dari jarahan orang yang tidak bertanggung jawab.
source:
http://www.platjogja.com/
http://bisnis-jabar.com/
http://dimz-niceboy.blogspot.com/