Pages

Friday, July 23, 2010

Award ke sembilan melepas kesibukan

Sudah hampir 2 pekan saya melupakan blog saya ini, karena kesibukan yang bertambah, kegiatan ngeblog, sedikit terbengkalai.
Untuk itu permohonan maaf yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada sahabat-sahabat blogger yang telah berkunjung dan berkomentar di blog ini.
Sedikit waktu luang saya manfaatkan untuk ngeblog dan jalan-jalan ke tempat sahabat untuk bersilaturahmi.

Posting kali ini tentang award & tag yang saya dapat dari sahabat saya Shirley, sekian lama tidak update, begitu datang dikirim award yang cantik, terima kasih saya ucapkan kepada Shirley yang telah meluangkan waktunya untuk memberi award ini kepada saya.


berikut jawaban tag dari saya:
1. Apa nama blog kamu?
nama blog saya "opini yang lain"

2. Apa tema blog kamu?
Awalnya bingung mau membuat blog tentang apa!!! tetapi saya terinspirasi dari listverse.com, tentang ultimate 10 di semua bidang ilmu di bumi ini, tapi berhubung wawasan saya terbatas, jadinya tema blog saya ini ultimate 10 di Indonesia.

3. Bagi kamu blog itu apa sih?
Salah satunya fungsi blog yakni penghubung tali silahturahmi sesama di dunia maya.

4. Apa yang kamu cari & tujuan ngeblog?
Mencari penghasilan tambahan, lumayan buat ngopi.....

5. Bagikan award & tag ini ke 5 teman kamu, yaitu......


1. Mas Ferdinand
2. Mas Muzzy
3. Om Rame
4. Mas Etam Grecek
5. Mas Inung Gunarba

Sekian dulu posting award dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf dan terima kasih banyak keapada sahabat saya Shirley untuk award cantik ini.

sumber:
http://sh1rleyz.blogspot.com

Thursday, July 8, 2010

10 Mata uang tertua di Indonesia

10. Uang Real Batu, Kesultanan Sumenep (1730 M)
Kerajaan Sumenep di Madura mengedarkan mata uang yang berasal dari uang-uang asing yang kemudian diberi cap bertulisan Arab berbunyi ‘sumanap’ sebagai tanda pengesahan. Uang kerajaan Sumenep yang berasal dari uang Spanyol disebut juga real batu karena bentuknya yang tidak beraturan. Dulunya uang perak ini banyak beredar di Mexico yang kemudian beredar juga di Filipina (jajahan Spanyol). Di negeri asalnya uang mi bernilai 8 Reales. Selain uang real Mexico, kerajaan Sumenep juga memanfaatkan uang gulden Belanda dan uang thaler Austria.

9. Uang Picis, Kesultanan Cirebon (1710 M)

Sultan yang memerintah kerajaan Cirebon pernah mengedarkan mata uang yang pembuatannya dipercayakan kepada seorang Cina. Uang timah yang amat tipis dan mudah pecah ini berlubang segi empat atau bundar di tengahnya, disebut picis, dibuat sekitar abad ke-17. Sekeliling lubang ada tulisan Cina atau tulisan berhuruf Latin berbunyi CHERIBON.

8. Uang Jinggara, Kerajaan Gowa (Abad ke-16)
Di daerah Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, berdiri kerajaan Gowa dan Buton. Kerajaan Gowa pernah mengedarkan mata uang dan emas yang disebut jingara, salah satunya dikeluarkan atas nama Sultan Hasanuddin, raja Gowa yang memerintah dalam tahun 1653-1669. Di samping itu beredar juga uang dan bahan campuran timah dan tembaga, disebut kupa.

7. Uang Kasha Banten, Kesultanan Banten (Abad ke-15)
Mata-uang dari Kesultanan banten pertama kali dibuat sekitar 1550-1596 Masehi. Bentuk koin Banten mengambil pola dari koin cash Cina yaitu dengan lubang di tengah, dengan ciri khasnya 6 segi pada lubang tengahnya (heksagonal). Inskripsi pada bagian muka pada mulanya dalam bahasa Jawa: “Pangeran Ratu”. Namun setelah mengakarnya agama Islam di Banten, inskripsi diganti dalam bahasa Arab, “Pangeran Ratu Ing Banten”. Terdapat beberapa jenis mata-uang lainnya yang dicetak oleh Sultan-sultan Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, seperti yang ditemukan pada akhir-akhir ini.

6. Uang Kampua, Kerajaan Buton (Abad ke-14)
Uang yang sangat unik,yang dinamakan Kampua dengan bahan kain tenun ini merupakan satu-satunya yang pernah beredar di Indonesia. Menurut cerita rakyat Buton, Kampua pertamakali diperkenalkan oleh Bulawambona,yaitu Ratu kerajaan Buton yang kedua,yang memerintaha sekitar abad XIV. Setelah ratu meninggal,lalu diadakan suatu “pasar” sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan Buton. Pada pasar tersebut orang yang berjualan engambil tempat dengan mengelilingi makam Ratu Bulawambona. Setelah selesai berjualan,para pedagang memberikan suatu upetiyang ditaruh diatas makam tersebut,yang nantinya akan masuk ke kas kerajaan. Cara berjualan ini akhirnya menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Buton,bahkan sampai dengan tahun 1940.

5. Uang Dirham, Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)
Mata uang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar 1297-1326. Mata uangnya disebut Dirham atau Mas, dan mempunyai standar berat 0,60 gram (berat standar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Uang Mas Pasai mempunyai diameter 10–11 mm, sedangkan yang setengah Mas berdiameter 6 mm. Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar “Malik az-Zahir” atau “Malik at-Tahir”.

4. Uang Gobog Wayang, Kerajaan Majapahit (Abad k-13)
pada zaman Majapahit ini dikenal koin-koin yang disebut “Gobog Wayang”, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Thomas Raffles, dalam bukunya The History of Java. Bentuknya bulat dengan lubang tengah karena pengaruh dari koin cash dari Cina, ataupun koin-koin serupa yang berasal dari Cina atau Jepang. Koin gobog wayang adalah asli buatan lokal, namun tidak digunakan sebagai alat tukar. Sebenarnya koin-koin ini digunakan untuk persembahan di kuil-kuil seperti yang dilakukan di Cina ataupun di Jepang sehingga disebut sebagai koin-koin kuil. Setelah redup dan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur (1528), Banten di Jawa bagian barat muncul sebagai kota dagang yang semakin ramai.

3. Uang "Ma", (Abad ke-12)
Mata uang Jawa dari emas dan perak yang ditemukan kembali, termasuk di situs kota Majapahit, kebanyakan berupa uang “Ma”, (singkatan dari māsa) dalam huruf Nagari atau Siddham, kadang kala dalam huruf Jawa Kuno. Di samping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil, yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat yang sama, yaitu antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain itu masih ada beberapa mata uang emas dan perak berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Uang ini terkesan dibuat apa adanya, berupa potongan-potongan logam kasar; yang dipentingkan di sini adalah sekedar cap yang menunjukkan benda itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Tanda tera atau cap pada uang-uang tersebut berupa gambar sebuah jambangan dan tiga tangkai tumbuhan atau kuncup bunga (teratai?) dalam bidang lingkaran atau segiempat. Jika dikaitkan dengan kronik Cina dari zaman Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di Jawa orang menggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai mata uang, mungkin itulah yang dimaksud.
2. Uang Krishnala, Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)
Pada zaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.
Pada waktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga saking banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.

1. Uang Syailendra (850 M)
Mata uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal :

* Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang
* Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang
* Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak

Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram).
Koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di belakangnya terdapat incuse (lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”.
Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.

Bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini mohon diralat, terima kasih.

Monday, July 5, 2010

10 Film pertama Indonesia

10. Boenga Roos dari Tjikembang (1931)
Film bersuara pertama di Indonesia, film ini menceritakan tentang hubungan antar etnis Cina & pribumi. Dalam film ini The Teng Chun bertindak sebagai sutradara dan kamera. Cerita ini dikarang oleh Kwee Tek Hoay dan pernah dipentaskan Union Dalia Opera pada 1927, meskipun cuma ringkasan cerita saja, yaitu tentang Indo-Tiongha. Dan film ini diberitakan oleh pengarangnya film Cina buatan Java ini adalah karya Indo-Tiongha.

9. Si Ronda (1930)
Film ini disutradaria oleh Lie Tek Swie & A. LOEPIAS (Director of Photography), & dibintangi oleh Bachtiar Efendy & Momo. Film ini bercerita tentang kisah seorang jagoan perkelahian yang mengandung unsur kebudayaan Cina.

8. Si Tjonat (1929)
Produksi : Batavia Motion Picture
Produser : Jo Eng Sek, Nelson Wong
Sutradara : Nelson Wong
Skenario : FDJ Pangemanan
Pemain : Herman Sim, Ku Fung May, Lie A Tjip
Cerita dalam ini berputar pada kisah seseorang yang dijuluki si Tjonat. Nakal sejak kecil, si Tjonat (Lie A Tjip) melarikan diri ke Batavia (Jakarta) setelah membunuh temannya. Di kota ini ia menjadi jongos seorang Belanda, bukannya berterima kasih karena mendapat pekerjaan ia juga menggerogoti harta nyai tuannya itu. Tak lama kemudian ia beralih profesi menjadi seorang perampok dan jatuh cinta kepada Lie Gouw Nio (Ku Fung May). Namun cintanya bertepuk sebelah tangan, penolakan Gouw Nio membuatnya dibawa lari oleh si Tjonat. Usaha jahat itu dicegah oleh Thio Sing Sang (Herman Sim) yang gagah perkasa.

7. Rampok Preanger (1929)

Sutradara: Nelson Wong
Produksi: Halimoen Film
Cerita: Wong bersaudara
Pemain: Ining resmini, MS Ferry
belum jelas cerita film ini menceritakan apa,
berikut sedikit tentang Ining resmini, pemain film ini
sumber: situs dokumentasi perfilman Indonesia milik pemerintah(perfilman.pnri.go.id) :
Ibu Ining tidak pernah menduduki bangku sekolah, tahun 1920-an adalah seorang penyanyi keroncong terkenal pada Radio Bandung (NIROM) yang sering pula menyanyi berkeliling di daerah sekitar Bandung. Kemudian ia memasuki dunia tonil sebagai pemain sekaligus sebagai penyanyi yang mengadakan pagelaran keliling di daerah Priangan Timur. Main film tahun 1928 yang berlanjut dengan 3 film berikutnya. Film-film itu seluruhnya film bisu. Ketika Halimoen Film ditutup tahun 1932, hilang pulalah Ibu Ining dari dunia film. Namun sampai pecahnya PD II ia masih terus menyanyi dan sempat pila membuat rekaman di Singapura dan Malaya. Pada tahun 1935 ia meninggal dunia dalam usia 69 tahun karena sakit lever.

6. Njai Dasima I, (1929)
Produksi : Tan's Film
Produser : Tan Koen yaw
Sutradara : Lie Tek Swie
Fotografi : A. Loepias
Pemain : N. Noerhani, Anah, Wim Lender, Momo
Film ini berasal dari sebuah karangan G. Francis tahun 1896 yang diambil dari kisah nyata, kisah seorang istri simpanan, Njai (nyai) Dasima yang terjadi di Tangerang dan Betawi/Batavia yang terjadi sekitar tahun 1813-1820-an .
Nyai dasima seorang gadis berasal dari Kuripan, bogor, jawa barat. Ia menjadi istri simpanan seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Edward William. oleh sebab itu akhirnya ia pindah ke betawi/batavia . karena kecantikan dan kekayaannya, Dasima menjadi terkenal. salah seorang penggemar beratnya Samiun yang begitu bersemangat memiliki Nyai Dasima membujuk Mak Buyung untuk membujuk Nyai Dasima agar mau menerima cintanya. Mak buyung berhasil membujuk Dasima walaupun Samiun sudah beristri. Hingga akhirnya Nyai Dasima disia-siakan Samiun setelah berhasil dijadikan istri muda.

5. Setangan Berloemoer darah (1928)
Film yang disutradarai oleh Tan Boen San, setelah pencarian dibeberapa sumber, sinopsis film ini belum diketahui secara pasti.

4. Resia Boroboedoer (1928)
Film yang diproduksi oleh Nancing Film Co. Dibintangi oleh Olive Young. Merupakan film bisu yang bercerita tentang Young pei fen yang menemukan sebuah buku resia (rahasia) milik ayahnya yang menceritakan tentang sebuah bangunan candi terkenal (Borobudur). Diceritakan juga di candi tersebut terdapat sebuah harta karun tak ternilai yaitu guci berisi abu sang Budha Gautama.

3. Lily Van Java (1928)

Film yang diproduksi perusahaan The South Sea Film dan dibuat bulan Juni 1928. Bercerita tentang gadis yang dijodohkan orang tuanya padahal dia sudah punya pilihan sendiri. Pertama dibuat oleh Len H. Roos seorang Amerika yang berada di Indonesia untuk menggarap film Java. Ketika dia pulang dilanjutkan oleh Nelson Wong yang bekerja sama dengan David Wong karyawan penting perusaahaan General Motors di Batavia yang berminat pada kesenian, membentuk Hatimoen Film. Pada akhirnya, film Lily van Java, diambil alih oleh Halimoen. Menurut wartawan Leopold Gan, film ini tetap digemari selama bertahun-tahun sampai filmnya rusak. Lily van Javamerupakan film Tionghoa pertama yang dibuat di Indonesia.

2. Eulis Atjih (1927)
Sebuah film bisu bergenre melodrama keluarga, film ini disutradarai oleh G. Kruger dan dibintangi oleh Arsad & Soekria. Film diputar bersama-sama dengan musik keroncong yang dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh Kajoon, seorang musisi yang populer pada waktu itu.
kisah Eulis atjih, seorang istri yang setia yang harus hidup melarat bersama anak-anaknya karena ditinggal suaminya yang meninggalkannya untuk berfoya-foya dengan wanita lain, walaupun dengan berbagai masalah akhirnya dengan kebesaran hatinya Eulis mau menerima suaminya kembali walaupun suaminya telah jatuh miskin.

1. Loetoeng Kasaroeng (1926)
Loetoeng Kasaroeng adalah sebuah film Indonesia tahun 1926. Meskipun diproduksi dan disutradarai oleh pembuat film Belanda, film ini merupakan film pertama yang dirilis secara komersial yang melibatkan aktor Indonesia.
sutradara: G. Kruger dan L. Heuveldorp
Artis: Martoana, Oemar.
Sinopsis: Diambil dari kisah legenda Jawa Barat, Lutung Kasarung.
Bonus
Darah dan Doa (1950), Film pertama Indonesia yang dibuat oleh orang Indonesia.
Darah dan Doa ialah sebuah film Indonesia karya Usmar Ismail yang diproduksi pada tahun 1950 dan dibintangi oleh Faridah. Film ini merupakan film Indonesia pertama yang sepenuhnya dibuat oleh warga pribumi. Film ini ialah produksi pertama Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini), dan tanggal syuting pertama film ini 30 MARET 1950 kemudian dirayakan sebagai HARI FILM NASIONAL.Kisah film ini berasal dari skenario penyair Sitor Situmorang, menceritakan seorang pejuang revolusi Indonesia yang jatuh cinta kepada salah seorang Belanda yang menjadi tawanannya.

Bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini mohon diralat, terima kasih.

Friday, July 2, 2010

Award ke delapan dari sahabat lama

Setelah beberapa hari disibukkan dengan pekerjaan, sampai kehilangan ide untuk membuat postingan baru, baru sekarang bisa ngeblog lagi, eh disambut dengan Award dari salah satu sahabat lama.
Terima kasih saya ucapkan kepada sahabatku Reza Renaldi, yang telah berkenan memberikan award ini kepada saya, mohon maaf juga kepada sahabat-sahabat yang lain untuk keterlambatan saya berkunjung balik, yang pasti saya ucapkan terima kasih kepada sahabat sahabat blogger yang telah berkunjung ke blog saya juga berkomentar.
Award yang diberikan kepada saya disertai dengan backlink post yang harus dibagikan kepada sahabat blogger yang lain, dan award backlink ini akan saya berikan kepada 5 sahabat saya yakni:
Sekiranya sahabat sekalian berkenan menjemput award ini, terima kasih.

Berikut adalah backlink post yang harus diteruskan kepada sahabat yang lain:
  1. PIK Remaja "Al-Hikmah"
  2. Agus' site
  3. Elang Antarnusa
  4. Reza Renaldi
  5. Opini yang lain
Sebelum sobat-sobat meletakkan link-link di atas, hapus terlebih dahulu peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Peserta nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link shobat sendiri di bagian paling bawah (nomor 5). Tapi ingat...!!!, kalian semua harus adil dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja, maka anda semua akan mendapatkan Backling yang anda dapatkan adalah :

Posisi 5, jumlah backlink = 5
Posisi 4, jumlah backlink = 25
Posisi 3, jumlah backlink = 125
Posisi 2, jumlah backlink = 625
Posisi 1, jumlah backlink = 3.125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang sobat inginkan. Dari sisi SEO (Search Engine Optimation) sobat sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan keuntungannya, blog sobat akan mendapatkan traffic tambahan, mengerti ya sobat elang cs, apalagi jika ada yang meng-klik link ke blog sobat. Jadi jangan sia-siakan award ini ya sobat.

sumber:
http://rezarenaldi.blogspot.com