Pages

Friday, July 23, 2010

Award ke sembilan melepas kesibukan

Sudah hampir 2 pekan saya melupakan blog saya ini, karena kesibukan yang bertambah, kegiatan ngeblog, sedikit terbengkalai.
Untuk itu permohonan maaf yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada sahabat-sahabat blogger yang telah berkunjung dan berkomentar di blog ini.
Sedikit waktu luang saya manfaatkan untuk ngeblog dan jalan-jalan ke tempat sahabat untuk bersilaturahmi.

Posting kali ini tentang award & tag yang saya dapat dari sahabat saya Shirley, sekian lama tidak update, begitu datang dikirim award yang cantik, terima kasih saya ucapkan kepada Shirley yang telah meluangkan waktunya untuk memberi award ini kepada saya.


berikut jawaban tag dari saya:
1. Apa nama blog kamu?
nama blog saya "opini yang lain"

2. Apa tema blog kamu?
Awalnya bingung mau membuat blog tentang apa!!! tetapi saya terinspirasi dari listverse.com, tentang ultimate 10 di semua bidang ilmu di bumi ini, tapi berhubung wawasan saya terbatas, jadinya tema blog saya ini ultimate 10 di Indonesia.

3. Bagi kamu blog itu apa sih?
Salah satunya fungsi blog yakni penghubung tali silahturahmi sesama di dunia maya.

4. Apa yang kamu cari & tujuan ngeblog?
Mencari penghasilan tambahan, lumayan buat ngopi.....

5. Bagikan award & tag ini ke 5 teman kamu, yaitu......


1. Mas Ferdinand
2. Mas Muzzy
3. Om Rame
4. Mas Etam Grecek
5. Mas Inung Gunarba

Sekian dulu posting award dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf dan terima kasih banyak keapada sahabat saya Shirley untuk award cantik ini.

sumber:
http://sh1rleyz.blogspot.com

Thursday, July 8, 2010

10 Mata uang tertua di Indonesia

10. Uang Real Batu, Kesultanan Sumenep (1730 M)
Kerajaan Sumenep di Madura mengedarkan mata uang yang berasal dari uang-uang asing yang kemudian diberi cap bertulisan Arab berbunyi ‘sumanap’ sebagai tanda pengesahan. Uang kerajaan Sumenep yang berasal dari uang Spanyol disebut juga real batu karena bentuknya yang tidak beraturan. Dulunya uang perak ini banyak beredar di Mexico yang kemudian beredar juga di Filipina (jajahan Spanyol). Di negeri asalnya uang mi bernilai 8 Reales. Selain uang real Mexico, kerajaan Sumenep juga memanfaatkan uang gulden Belanda dan uang thaler Austria.

9. Uang Picis, Kesultanan Cirebon (1710 M)

Sultan yang memerintah kerajaan Cirebon pernah mengedarkan mata uang yang pembuatannya dipercayakan kepada seorang Cina. Uang timah yang amat tipis dan mudah pecah ini berlubang segi empat atau bundar di tengahnya, disebut picis, dibuat sekitar abad ke-17. Sekeliling lubang ada tulisan Cina atau tulisan berhuruf Latin berbunyi CHERIBON.

8. Uang Jinggara, Kerajaan Gowa (Abad ke-16)
Di daerah Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, berdiri kerajaan Gowa dan Buton. Kerajaan Gowa pernah mengedarkan mata uang dan emas yang disebut jingara, salah satunya dikeluarkan atas nama Sultan Hasanuddin, raja Gowa yang memerintah dalam tahun 1653-1669. Di samping itu beredar juga uang dan bahan campuran timah dan tembaga, disebut kupa.

7. Uang Kasha Banten, Kesultanan Banten (Abad ke-15)
Mata-uang dari Kesultanan banten pertama kali dibuat sekitar 1550-1596 Masehi. Bentuk koin Banten mengambil pola dari koin cash Cina yaitu dengan lubang di tengah, dengan ciri khasnya 6 segi pada lubang tengahnya (heksagonal). Inskripsi pada bagian muka pada mulanya dalam bahasa Jawa: “Pangeran Ratu”. Namun setelah mengakarnya agama Islam di Banten, inskripsi diganti dalam bahasa Arab, “Pangeran Ratu Ing Banten”. Terdapat beberapa jenis mata-uang lainnya yang dicetak oleh Sultan-sultan Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, seperti yang ditemukan pada akhir-akhir ini.

6. Uang Kampua, Kerajaan Buton (Abad ke-14)
Uang yang sangat unik,yang dinamakan Kampua dengan bahan kain tenun ini merupakan satu-satunya yang pernah beredar di Indonesia. Menurut cerita rakyat Buton, Kampua pertamakali diperkenalkan oleh Bulawambona,yaitu Ratu kerajaan Buton yang kedua,yang memerintaha sekitar abad XIV. Setelah ratu meninggal,lalu diadakan suatu “pasar” sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan Buton. Pada pasar tersebut orang yang berjualan engambil tempat dengan mengelilingi makam Ratu Bulawambona. Setelah selesai berjualan,para pedagang memberikan suatu upetiyang ditaruh diatas makam tersebut,yang nantinya akan masuk ke kas kerajaan. Cara berjualan ini akhirnya menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Buton,bahkan sampai dengan tahun 1940.

5. Uang Dirham, Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)
Mata uang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar 1297-1326. Mata uangnya disebut Dirham atau Mas, dan mempunyai standar berat 0,60 gram (berat standar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Uang Mas Pasai mempunyai diameter 10–11 mm, sedangkan yang setengah Mas berdiameter 6 mm. Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar “Malik az-Zahir” atau “Malik at-Tahir”.

4. Uang Gobog Wayang, Kerajaan Majapahit (Abad k-13)
pada zaman Majapahit ini dikenal koin-koin yang disebut “Gobog Wayang”, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Thomas Raffles, dalam bukunya The History of Java. Bentuknya bulat dengan lubang tengah karena pengaruh dari koin cash dari Cina, ataupun koin-koin serupa yang berasal dari Cina atau Jepang. Koin gobog wayang adalah asli buatan lokal, namun tidak digunakan sebagai alat tukar. Sebenarnya koin-koin ini digunakan untuk persembahan di kuil-kuil seperti yang dilakukan di Cina ataupun di Jepang sehingga disebut sebagai koin-koin kuil. Setelah redup dan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur (1528), Banten di Jawa bagian barat muncul sebagai kota dagang yang semakin ramai.

3. Uang "Ma", (Abad ke-12)
Mata uang Jawa dari emas dan perak yang ditemukan kembali, termasuk di situs kota Majapahit, kebanyakan berupa uang “Ma”, (singkatan dari māsa) dalam huruf Nagari atau Siddham, kadang kala dalam huruf Jawa Kuno. Di samping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil, yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat yang sama, yaitu antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain itu masih ada beberapa mata uang emas dan perak berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Uang ini terkesan dibuat apa adanya, berupa potongan-potongan logam kasar; yang dipentingkan di sini adalah sekedar cap yang menunjukkan benda itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Tanda tera atau cap pada uang-uang tersebut berupa gambar sebuah jambangan dan tiga tangkai tumbuhan atau kuncup bunga (teratai?) dalam bidang lingkaran atau segiempat. Jika dikaitkan dengan kronik Cina dari zaman Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di Jawa orang menggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai mata uang, mungkin itulah yang dimaksud.
2. Uang Krishnala, Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)
Pada zaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.
Pada waktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga saking banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.

1. Uang Syailendra (850 M)
Mata uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal :

* Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang
* Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang
* Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak

Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram).
Koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di belakangnya terdapat incuse (lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”.
Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.

Bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini mohon diralat, terima kasih.

Monday, July 5, 2010

10 Film pertama Indonesia

10. Boenga Roos dari Tjikembang (1931)
Film bersuara pertama di Indonesia, film ini menceritakan tentang hubungan antar etnis Cina & pribumi. Dalam film ini The Teng Chun bertindak sebagai sutradara dan kamera. Cerita ini dikarang oleh Kwee Tek Hoay dan pernah dipentaskan Union Dalia Opera pada 1927, meskipun cuma ringkasan cerita saja, yaitu tentang Indo-Tiongha. Dan film ini diberitakan oleh pengarangnya film Cina buatan Java ini adalah karya Indo-Tiongha.

9. Si Ronda (1930)
Film ini disutradaria oleh Lie Tek Swie & A. LOEPIAS (Director of Photography), & dibintangi oleh Bachtiar Efendy & Momo. Film ini bercerita tentang kisah seorang jagoan perkelahian yang mengandung unsur kebudayaan Cina.

8. Si Tjonat (1929)
Produksi : Batavia Motion Picture
Produser : Jo Eng Sek, Nelson Wong
Sutradara : Nelson Wong
Skenario : FDJ Pangemanan
Pemain : Herman Sim, Ku Fung May, Lie A Tjip
Cerita dalam ini berputar pada kisah seseorang yang dijuluki si Tjonat. Nakal sejak kecil, si Tjonat (Lie A Tjip) melarikan diri ke Batavia (Jakarta) setelah membunuh temannya. Di kota ini ia menjadi jongos seorang Belanda, bukannya berterima kasih karena mendapat pekerjaan ia juga menggerogoti harta nyai tuannya itu. Tak lama kemudian ia beralih profesi menjadi seorang perampok dan jatuh cinta kepada Lie Gouw Nio (Ku Fung May). Namun cintanya bertepuk sebelah tangan, penolakan Gouw Nio membuatnya dibawa lari oleh si Tjonat. Usaha jahat itu dicegah oleh Thio Sing Sang (Herman Sim) yang gagah perkasa.

7. Rampok Preanger (1929)

Sutradara: Nelson Wong
Produksi: Halimoen Film
Cerita: Wong bersaudara
Pemain: Ining resmini, MS Ferry
belum jelas cerita film ini menceritakan apa,
berikut sedikit tentang Ining resmini, pemain film ini
sumber: situs dokumentasi perfilman Indonesia milik pemerintah(perfilman.pnri.go.id) :
Ibu Ining tidak pernah menduduki bangku sekolah, tahun 1920-an adalah seorang penyanyi keroncong terkenal pada Radio Bandung (NIROM) yang sering pula menyanyi berkeliling di daerah sekitar Bandung. Kemudian ia memasuki dunia tonil sebagai pemain sekaligus sebagai penyanyi yang mengadakan pagelaran keliling di daerah Priangan Timur. Main film tahun 1928 yang berlanjut dengan 3 film berikutnya. Film-film itu seluruhnya film bisu. Ketika Halimoen Film ditutup tahun 1932, hilang pulalah Ibu Ining dari dunia film. Namun sampai pecahnya PD II ia masih terus menyanyi dan sempat pila membuat rekaman di Singapura dan Malaya. Pada tahun 1935 ia meninggal dunia dalam usia 69 tahun karena sakit lever.

6. Njai Dasima I, (1929)
Produksi : Tan's Film
Produser : Tan Koen yaw
Sutradara : Lie Tek Swie
Fotografi : A. Loepias
Pemain : N. Noerhani, Anah, Wim Lender, Momo
Film ini berasal dari sebuah karangan G. Francis tahun 1896 yang diambil dari kisah nyata, kisah seorang istri simpanan, Njai (nyai) Dasima yang terjadi di Tangerang dan Betawi/Batavia yang terjadi sekitar tahun 1813-1820-an .
Nyai dasima seorang gadis berasal dari Kuripan, bogor, jawa barat. Ia menjadi istri simpanan seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Edward William. oleh sebab itu akhirnya ia pindah ke betawi/batavia . karena kecantikan dan kekayaannya, Dasima menjadi terkenal. salah seorang penggemar beratnya Samiun yang begitu bersemangat memiliki Nyai Dasima membujuk Mak Buyung untuk membujuk Nyai Dasima agar mau menerima cintanya. Mak buyung berhasil membujuk Dasima walaupun Samiun sudah beristri. Hingga akhirnya Nyai Dasima disia-siakan Samiun setelah berhasil dijadikan istri muda.

5. Setangan Berloemoer darah (1928)
Film yang disutradarai oleh Tan Boen San, setelah pencarian dibeberapa sumber, sinopsis film ini belum diketahui secara pasti.

4. Resia Boroboedoer (1928)
Film yang diproduksi oleh Nancing Film Co. Dibintangi oleh Olive Young. Merupakan film bisu yang bercerita tentang Young pei fen yang menemukan sebuah buku resia (rahasia) milik ayahnya yang menceritakan tentang sebuah bangunan candi terkenal (Borobudur). Diceritakan juga di candi tersebut terdapat sebuah harta karun tak ternilai yaitu guci berisi abu sang Budha Gautama.

3. Lily Van Java (1928)

Film yang diproduksi perusahaan The South Sea Film dan dibuat bulan Juni 1928. Bercerita tentang gadis yang dijodohkan orang tuanya padahal dia sudah punya pilihan sendiri. Pertama dibuat oleh Len H. Roos seorang Amerika yang berada di Indonesia untuk menggarap film Java. Ketika dia pulang dilanjutkan oleh Nelson Wong yang bekerja sama dengan David Wong karyawan penting perusaahaan General Motors di Batavia yang berminat pada kesenian, membentuk Hatimoen Film. Pada akhirnya, film Lily van Java, diambil alih oleh Halimoen. Menurut wartawan Leopold Gan, film ini tetap digemari selama bertahun-tahun sampai filmnya rusak. Lily van Javamerupakan film Tionghoa pertama yang dibuat di Indonesia.

2. Eulis Atjih (1927)
Sebuah film bisu bergenre melodrama keluarga, film ini disutradarai oleh G. Kruger dan dibintangi oleh Arsad & Soekria. Film diputar bersama-sama dengan musik keroncong yang dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh Kajoon, seorang musisi yang populer pada waktu itu.
kisah Eulis atjih, seorang istri yang setia yang harus hidup melarat bersama anak-anaknya karena ditinggal suaminya yang meninggalkannya untuk berfoya-foya dengan wanita lain, walaupun dengan berbagai masalah akhirnya dengan kebesaran hatinya Eulis mau menerima suaminya kembali walaupun suaminya telah jatuh miskin.

1. Loetoeng Kasaroeng (1926)
Loetoeng Kasaroeng adalah sebuah film Indonesia tahun 1926. Meskipun diproduksi dan disutradarai oleh pembuat film Belanda, film ini merupakan film pertama yang dirilis secara komersial yang melibatkan aktor Indonesia.
sutradara: G. Kruger dan L. Heuveldorp
Artis: Martoana, Oemar.
Sinopsis: Diambil dari kisah legenda Jawa Barat, Lutung Kasarung.
Bonus
Darah dan Doa (1950), Film pertama Indonesia yang dibuat oleh orang Indonesia.
Darah dan Doa ialah sebuah film Indonesia karya Usmar Ismail yang diproduksi pada tahun 1950 dan dibintangi oleh Faridah. Film ini merupakan film Indonesia pertama yang sepenuhnya dibuat oleh warga pribumi. Film ini ialah produksi pertama Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini), dan tanggal syuting pertama film ini 30 MARET 1950 kemudian dirayakan sebagai HARI FILM NASIONAL.Kisah film ini berasal dari skenario penyair Sitor Situmorang, menceritakan seorang pejuang revolusi Indonesia yang jatuh cinta kepada salah seorang Belanda yang menjadi tawanannya.

Bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini mohon diralat, terima kasih.

Friday, July 2, 2010

Award ke delapan dari sahabat lama

Setelah beberapa hari disibukkan dengan pekerjaan, sampai kehilangan ide untuk membuat postingan baru, baru sekarang bisa ngeblog lagi, eh disambut dengan Award dari salah satu sahabat lama.
Terima kasih saya ucapkan kepada sahabatku Reza Renaldi, yang telah berkenan memberikan award ini kepada saya, mohon maaf juga kepada sahabat-sahabat yang lain untuk keterlambatan saya berkunjung balik, yang pasti saya ucapkan terima kasih kepada sahabat sahabat blogger yang telah berkunjung ke blog saya juga berkomentar.
Award yang diberikan kepada saya disertai dengan backlink post yang harus dibagikan kepada sahabat blogger yang lain, dan award backlink ini akan saya berikan kepada 5 sahabat saya yakni:
Sekiranya sahabat sekalian berkenan menjemput award ini, terima kasih.

Berikut adalah backlink post yang harus diteruskan kepada sahabat yang lain:
  1. PIK Remaja "Al-Hikmah"
  2. Agus' site
  3. Elang Antarnusa
  4. Reza Renaldi
  5. Opini yang lain
Sebelum sobat-sobat meletakkan link-link di atas, hapus terlebih dahulu peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Peserta nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link shobat sendiri di bagian paling bawah (nomor 5). Tapi ingat...!!!, kalian semua harus adil dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja, maka anda semua akan mendapatkan Backling yang anda dapatkan adalah :

Posisi 5, jumlah backlink = 5
Posisi 4, jumlah backlink = 25
Posisi 3, jumlah backlink = 125
Posisi 2, jumlah backlink = 625
Posisi 1, jumlah backlink = 3.125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang sobat inginkan. Dari sisi SEO (Search Engine Optimation) sobat sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan keuntungannya, blog sobat akan mendapatkan traffic tambahan, mengerti ya sobat elang cs, apalagi jika ada yang meng-klik link ke blog sobat. Jadi jangan sia-siakan award ini ya sobat.

sumber:
http://rezarenaldi.blogspot.com

Tuesday, June 29, 2010

10 Terowongan kereta api terpanjang di Indonesia

10. Terowongan Gunung Gajah (368 m)
Termasuk dalam wilayah DIVRE III Sumsel dan terletak antara stasiun Lahat dan stasiun Bunga mas, panjang terowongan ini sekitar 368 m.

9. Terowongan Tebing Tinggi (424 m)
Terowongan ini terletak di Talang Banyu Desa Tanjung Kupang, Kecamatan Tebing Tinggi, Sumetara Selatan. Terowongan yang masih aktif ini memiliki panjang sekitar 424 m.

8. Terowongan Ijo (580 m)
Terletak di di Rowokele, Kebumen. Terowongan ini dibangun di jaman Belanda pada 1885-1886, dengan sistem kerja paksa terowongan ini sudah menelan banyak jiwa. Memiliki panjang sekitar 580 m.

7. Terowongan Kupitan (600 m)
Berada di wilayah DIVRE II Sumbar antara Muarakalaban dan Padang Sibusuak, Terowongan ini memiliki panjang kurang lebih 600 m.

6. Terowongan Lampegan (687 m)
Terowongan ini terletak di Kec. Cibeber, perbatasan Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi. Pada tanggal 8 Februari 2001, terowongan ini runtuh, namun saat ini terowongan yang memiliki panjang sekitar 687 m ini telah direnovasi.

5. Terowongan Mrawan (690 m)
Terletak disebelah Barat Stasiun Mrawan, Kalibaru, Banyuwangi. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 690 m dan dibangun pada tahun 1901.

4. Terowongan Eka Bakti Karya (760 m)
Terowongan ini terletak di Sumberpucung, malang. Lima kilometer setelah stasiun Sumberpucung. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 760 m dan juga terdapat terowongan Dwi Bhakti Karya dengan panjang 400 m. Disebelah terowongan ini terdapat Bendungan Ir. Sutami.

3. Terowongan Sawahlunto (835 m)
Terowongan Sawahlunto terletak di antara stasiun Muara Kalaban dan Sawahlunto, Sumatera Barat. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 827 m dikenal juga dengan sebutan Lubang Kalam.

2. Terowongan Sasaksaat (949 m)

Terowongan Sasaksaat merupakan terowongan jalur kereta api yang dibangun oleh SS (Staatsspoorwagen) antara tahun 1902-1903. Bangunan Hikmat 503 ini berada di jalur antara Purwakarta dan Padalarang di Km 143 + 144 antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati, membelah perbukita Cidepong di Kampung Sasaksaat Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Didalam terowongan sepanjang 949 m ini terdapat 35 sleko terdiri dari 17 kiri dan 18 kanan dari arah Stasiun Sasaksaat. Terowongan yang terletak di Daerah Operasi II Bandung merupakan terowongan kereta api yang padat lalu lintas, setiap harinya ada 44 Kereta api yang melintas secara reguler. Jalur yang lengkung ketika akan memasuki terowongan baik dari arah Stasiun Sasaksaat dan stasiun Maswati maka jalan relnya diberi rel paksa (gongsol). Banyaknya kereta api yang melintas memerlukan penjagaan khusus di terowongan sehingga di kedua ujung terowongan terdapat gardu jaga untuk JPTw (Juru Periksa Terowongan).

1. Terowongan Wilhelmina/Terowongan Sumber (1208 m)
Terowongan Wilhelmina yang di bangun pada zaman penjajahan Belanda dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 1208 m. terowongan kereta api yang dulu menghubungkan Banjar-Cijulang, kini keberadaanya sungguh memprihatinkan, dengan rel yang hilang dan muka terowongan yang tak terurus, di rambati akar-akar tanaman semak belukar, semakin menghilangkan pamor dari sejarah maupun aset wisata dari terowongan terpanjang di Indonesia ini.



http://mediaranahjaya.blogspot.com
bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini, mohon diralat, terima kasih.

Sunday, June 27, 2010

15 Kasus Pica di Indonesia

PICA dalam istilah medis merupakan kondisi kelainan pola makan dimana penderita memakan makanan yang tidak lazim untuk dimakan. Pica pada umumnya dijumpai saat anak berusia satu tahun ke atas. Masa itu disebut periode oral, anak suka sekali memasukkan dan menggigit benda apa saja yang berada di dekatnya. Biasanya pica bisa sembuh dalam waktu tiga bulan. Namun pada beberapa kasus, pica dapat diderita oleh anak hingga dewasa.


1. Meminum Bensin
Seorang bocah berusia enam tahun warga Desa Pujodadi, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Tanggamus, Lampung, mempunyai kebiasaan unik meminum bensin. Dalam sehari, Jesen Khairul Fuad mampu menghabiskan 2 hingga 3 liter bensin. Jesen mempunyai kebiasaan minum bensin seperti layaknya minum air biasa. Kemana pun Jesen pergi, tidak pernah lepas dari jeriken bensin, meski hanya untuk dihirup-hirup saja.

2. Memakan Obat Nyamuk bakar
Iqbal Dwi Pratama, seorang anak berusia dua tahun warga Kelurahan Manggar Baru, Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan, Kalimantan Timur, biasa memakan obat nyamuk bakar. Anehnya, putra pasangan Astuti dan Hairuddin ini tak pernah merasa sakit kendati kebiasaan itu sudah dilakukan sejak usia lima bulan.
Kabar soal bocah pemakan racun serangga itu pun sudah diketahui pula oleh Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Dyah Muryani, pihaknya sudah meminta puskesmas setempat untuk memeriksa Iqbal. "Saya sebenarnya sudah mendengar namun belum pasti baru hari ini. Dan sudah saya minta untuk dilakukan pemeriksaan oleh puskesmas dan pemerikasaan lab," ujar Dyah.
Menurut Dyah, mengkomsumsi obat nyamuk yang jelas mengandung insektisida jelas berbahaya karena bila dikonsumsi terus menerus bisa menimbulkan kanker.

3. Memakan Abu Rokok

Di Dusun Cermin Timur Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan Karawang, Jawa Barat, seorang bocah mempunyai kebiasaan suka memakan abu rokok dan sisa pembakaran korek api.
Iim Romimah, bocah perempuan berumur dua tahun merupakan anak pertama pasangan Nujum Wahidi dan Nartiah. Tidak seperti anak seusianya yang asik bermain sambil membawa berbagai mainan, Romimah justru selalu membawa asbak yang berisi puntung dan abu rokok. Ia pun dengan lahap memakan abu dari asbak yang dibawa layaknya makanan biasa. Jika abu rokok telah habis, ia akan menangis dan berusaha mencari kembali asbak di sekeliling rumahnya.

4. Memakan Kapuk & Kapas
Tak pernah terbayangkan dalam benak pasangan suami istri, Tarya Purbaya (37) dan Salman (29), kalau putranya. Agung Nata prawira (1,6), akan memiliki kebiasaan aneh yakni gemar memakan kapuk dan kapas. Uniknya, kebiasaan aneh itu sudah dilakukan bocah tersebut sejak delap.in bulan lalu dan yang mengherankan, kondisi tubuhnya malah terlihat tetap sehat dan bugar. Sebaliknya, bocah ini akan jatuh sakit bila lebih dari empat hari tak menyantap makanan kegemarannya Itu. Bib sudah diberi kapuk, dia akan kembali sehat.
Kelainan Agung mulai terlihat sejak dia berusia delapan bulan. Saat Itu, dia dan suaminya serta tiga anaknya, masih tinggal di daerah Lilin Ranjau, Sumatera Barat. Saya sendiri tidak tahu awalnya kenapa. Tapi belakangan, kok bantal dan kasur di rumah uw.ik (paman) saya di Padang pada sobek dan kapuknya berhamburan. Setelah diselidiki, ternyata Agung yang makan kapuk itu.

5. Memakan Kertas, bedak & minum minyak kayu putih
Yono, memiliki hobi aneh dengan memakan kertas, bedak dan minyak kayu putih. Lebih anehnya lagi, bocah lelaki ini memiliki kekuatan melebihi orangtua karena mampu menahan lapar hingga satu minggu.
Ditemui di rumahnya di Jalan Pertanian Utara, RT01/01, Klender, Jakarta Timur, Yono, anak pasangan Rohmat (35), dan Ny. Yuningsih (32), ini nampak asik mengunyah selembar kertas. Kenyang dengan kertas yang dilahapnya, anak ke tiga dari lima bersaudara ini langsung menenggak minyak kayu putih yang tergeletak di sampingnya. "Enak rasa strawberry," ujar Yono.
Menurut Rohmat, perilaku yang tidak biasa tersebut berlangsung sejak sang anak berusia satu tahun.
Saat itu, seperti biasanya, usai mandi Yono, dibaluri ibunya dengan minyak kayu putih dan bedak. Namun, tidak disangka Yono, malah memakan bedak dan meminum minyak kayu putih tersebut. "Anehnya saat dilarang Yono malah menangis," ujar Rohmat.
lain lagi dengan bocah yang satu ini, Kegemaran Ahmad Syifa, bocah berumur 2,5 tahun asal Desa Tanjungsari, Kecamatan Wanasari, Brebes memang terbilang aneh. Ketika bocah seusianya senang makan jajanan, dia justru gemar makan kertas. Uniknya, anak kedua dari dua bersaudara pasangan Khaerun (30) dan Nurjanah (25) itu tidak pernah mengeluh sakit dengan kebiasaannya tersebut.
Bahkan, sampai sekarang Syifa yang memiliki berat badan 15 kilogram tampak tumbuh normal seperti bocah-bocah lainnya.
Syifa, bocah kelahiran 21 April 2005, tergolong hiperaktif dan tidak pemalu. Dia juga gampang bergaul dengan orang lain, meskipun baru dikenalnya. Ketika Wawasan memberikan dua lembar kertas, tanpa malu-malu Syifa langsung melahapnya sampai habis tanpa bantuan air minum.

6. Memakan Rayap
Seorang anak di bawah lima tahun (balita) bernama Dhimas Prasetyo (4), warga Desa Ketro, Kecamatan Sawo, Ponorogo, Jawa Timur, memiliki kebiasaan aneh karena gemar makan rayap sebagai camilannya.
Balita yang anak pertama dari pasangan Taufan (40) dan Titik Sugiarti (35) itu pertumbuhan tubuhnya normal layaknya balita sepantaran yang menjadi teman mainnya setiap harinya.
Namun, menurut penuturan Taufan, Rabu, setiap ada rayap yang melintas di kayu maupun tanah langsung diambil oleh anaknya tanpa rasa takut, bahkan binatang itu dimakan secara lahap layaknya camilan krupuk atau jajanan lainya.

7. Memakan putung rokok
Nurhadi, Balita yang Suka Makan Kertas Rokok. Tangis Nurhadi, balita berusia dua tahun, terdengar ketika Republika menyambangi rumahnya di Kampung Kalipacang RT 04 RW 06, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, Senin (19/3). Begitu bangun dari tidurnya, Nurhadi langsung disusui Nurlela, ibunya. ''Sebentar Mas, saya susui dia dahulu,'' tutur Nurlela ramah.
Dilihat secara fisik, kondisi anak seusia Nurhadi terbilang normal seperti kebanyakan balita lainnya. Namun, keanehan tampak begitu Nurhadi keluar dari pintu rumahnya yang bertempelkan stiker rumah tangga miskin (RTM). Di luar rumah, Nurhadi terlihat antusias setiap kali menemukan bekas puntung rokok. Setelah puntung rokok dikupas dan dibuang tembakaunya, kertas rokok pun disantap Nurhadi. ''Kalau didiemin sehari mungkin bisa habis setengah bungkus,'' kata Awong (23), paman Nurhadi.

8. Memakan obat nyamuk, odol, sabun & parfum
Eringga, seorang bocah dari Desa Sambiroto, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri menghebohkan warga setempat. Bocah berusia 6 tahun itu sehari-hari gemar memakan sabun, pasta gigi, hingga parfum yang mengandung alkohol.
Keanehan ini terjadi pada diri Eringga, bocah laki-laki anak pasangan Nuhari dan Marsiah. Menurut ibunya, keganjilan sikap Eringga ini diketahui sejak usia dua tahun. Saat itu pasangan yang mengikuti program transmigrasi ke Bengkulu ini mendapati anak keempatnya tersebut memakan pasta gigi dan sabun mandi. Akibatnya Eringga mengalami diare dan keracunan hingga dirawat di rumah sakit. “Buang airnya sampai mengeluarkan darah,” kata Marsiah saat ditemui di rumahnya.

9. Memakan beras mentah

Hikmatus Solihah, 4, tidak berbeda dengan bocah-bocah sebayanya. Ia bahkan tergolong periang dan cerdas. Namun putri pasangan Abdul Jamal-Siti Romlah, warga Dusun Curahbanyak, Desa Kluwut, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, ini punya kebiasaan aneh, yaitu suka makan beras mentah.
Leha, panggilan bocah ini, sedang menikmati sepiring kecil beras mentah didampingi ayahnya, Jamal dan kakaknya, Afifudin. Butiran beras keras itu dikunyahnya hingga halus sebelum ditelan. Tidak terlihat kesulitan siswi TK Karangpoh Kluwut itu mengunyah. Sekitar 15 menit kemudian, sepiring beras itu pun ludes.
Pemandangan itu terjadi tiap hari. Bagi Leha, camilan adalah beras mentah, bukan kue-kue seperti yang disukai bocah-bocah lain. Jamal dan istrinya sebenarnya ingin menghentikan kebiasaan ini, tetapi kalau tidak diberi, Leha minta beras ke tetangga. ”Tapi kami juga membatasi. Karena kalau tidak, sehari dia bisa habis sekilo,” kata Jamal.

10. Memakan dirinya sendiri
Predikat manusia kanibal tak hanya dimiliki Sumanto. Di Jawa Timur lebih hebat lagi, lantaran yang menjadi manusia kanibal masih berusia 19 tahun, yakni Ningsih, yang tinggal di Dusun Gumuk, Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Situbondo. Sejak balita dia sudah hobi makan dagingnya sendiri.
Ningsih tinggal di rumah yang begitu sederhana. Tragis memang, ketika berkunjung ke rumah yang hanya ada tempat tidur dan tempat pakaian tersebut. Ruangan yang dihuni hanya berukuran sekitar 4 X 4 meter itu. Tidak ada alat hiburan semacam televisi maupun alat elektronik lainnya. Lebih-lebih, di kamar terbuat dari gedeg yang telah bertahun-tahun dihuni oleh Ningsih. Hanya terdapat sebuah tempat duduk dari bambu, yang sehari-hari digunakan untuk tidur.
Nining panggilan akrab gadis ini, selain memang memiliki gangguan jiwa, dia juga hobi memakan dagingnya sendiri, sejak dirinya baru berusia 8 tahun. Bahkan, sampai saat ini, sepuluh jarinya telah habis dimakan.

11. Memakan Batu Bata
BATU bata tumbuk adalah menu tetap Ilham Nasir Firmansyah, bocah berusia lima tahun warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kudapan tak lazim ini sudah jadi santapan Ilham selama setahun terakhir. Ilham sanggup menghabiskan satu batu bata tumbuk dalam empat hari.
"Satu batu bata bisa habis dalam empat hari. Sudah setahun dia begini," ujar Atin (35), ibunda Ilham, ketika ditemui di warung kelontongnya di Jalan Jembatan Selatan, Kebayoran Baru.
Ilham yang sore itu juga ada di warung tersebut, tak peduli dengan orang-orang di sekelilingnya. Dia asyik menjilati tangannya yang berlepotan dengan bubuk batu bata. Di depannya, terdapat beberapa piring plastik kecil berisi bubuk batu bata dan sebuah saringan. Bubuk berwarna merah itu juga belepotan di wajah si bocah. Untuk anak usia lima tahun, Ilham tergolong kurus dan kurang aktif. Ilham juga enggan berbicara.

12. Memakan tanah & Genting

Bastiawan, 12, bocah kelas 5 SD asal Dusun Randu Geneng, Desa Cempoko Rejo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban memiliki kebiasan aneh. Yakni memakan tanah dan genting. Kebiasaan aneh tersebut, dilakukan oleh anak kedua pasangan Edy Priyanto, 43, dan Riniyatin, 37, diduga akibat penyakit kelainan empedu yang dideritanya sejak lahir dan tak kunjung mendapat pengobatan.
“Biasanya dia memakan tembok atau genting ketika sedang sepi. Sebab, kalau ketahuan orang lain dia seperti malu,” ungkap Mining, 60, nenek Bastiawan kepada beritakota.net, Senin (1/3).

13. Memakan batang Korek api
Icha gadis cilik yang tinggal di di Gang Palmerah Teluk Tiram, Banjarmasin mempunyai cemilan luar biasa yaitu ujung korek api kayu atau pentol korek api. Pentol korek ini memiliki zat kandungan belerang dan potasiun florat yang sebenarnya berbahaya bagi tubuh manusia. Namun hal ini tak mempan bagi pencernaan gadis cilik ini. Anehnya sang orangtua pun tak mampu melarang anaknya ini untuk berhenti melakukan kebiasaan ini, bahkan mereka menyodorkan 2 buah bungkus korek api per hari kepada Icha untuk menghentikan rewelannya.

14. Memakan garam
Di Polewali Mandar Sulawesi Selatan belum lama ini juga dikabarkan adanya bocah yang gemar sekali makan garam dan vietsin hingga mencapai 1 liter per hari. Seperti dilansir Trans 7, bocah bernama Irwansyah yang umurnya masih lima tahun itu suka sekali mengonsumsi garam. Bila keluarga tidak mau menyediakan 'camilan' yang dimaksud, maka si bocah pemakan garam itu akan mencari aram di rumah para tetangga. akibat konsumsi garam yang tidak wajar itu, bobot Irwansyah jadi membengkak beberapa kali lipat dari bobot tubuh bocah seusianya.

15. Memakan rumput & kerikil
Purwanto (8), bocah yang tinggal di desa Tanjung Rejo, Pati, Jawa Tengah, memiliki kebiasaan makan rumput 10 kali dalam sehari. Kebiasaan tersebut terjadi sejak umur 5 tahun. Akibatnya dia mengalami gangguan berbicara dan lebih senang main sendiri.




bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini, mohon diralat, terima kasih.

Wednesday, June 23, 2010

10 Stasiun kereta api tertua di Indonesia (revisi)

Pertama tama saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya untuk kesalahan dalam artikel saya. Menanggapi beberapa email & komentar yang masuk tentang adanya kesalahan informasi dalam artikel saya yang berjudul "10 Stasiun kereta api tertua di Indonesia", maka kali ini saya ingin merevisi kembali postingan saya tersebut.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Kang Asep & Mas Doni dari IRPS yang telah memberikan petunjuk dan informasi yang saya butuhkan, ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat blogger untuk kritik & saran terhadap blog saya.
Setelah berhari-hari berkutat mencari sumber yang valid bersama paman google, saya bisa menyelesaikan edisi revisi "10 Stasiun kereta api tertua di Indonesia". Walau begitu saya tetap membutuhkan kritik dan saran dari sahabat blogger dan para pengunjung.


10. Stasiun Purwosari (1875)
Stasiun Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No. 502, Purwosari, Lawiyan, Surakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +98 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta.
Stasiun Purwosari dibangun pada tahun 1875, dan merupakan salah satu stasiun tertua di Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NISM. Stasiun Purwosari berada di wilayah Mangkunegaran.

9. Stasiun Solo Balapan (1873)

Stasiun Solo Balapan (kode: SLO, +93m) adalah stasiun induk di Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873)

8. Stasiun Ambarawa (1873)

Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.

7. Stasiun Lempuyangan (1872)
Stasiun Lempuyangan (kode: LPN, +114 m dpl) adalah stasiun kereta api yang terletak di Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini, yaitu Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1872 ini melayani pemberhentian semua KA ekonomi yang melintasi Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan beserta dengan rel yang membujur dari barat ke timur merupakan perbatasan antara Kecamatan Gondokusuman di utara dan Danurejan di selatan.

6. Stasiun Semarang Tawang (1868)
Stasiun Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.

5. Stasiun Kedungjati (1868)
Stasiun Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun Kedungjati merupakan stasium tertua yang dibangun pada tahun 1868 oleh perusahaan swasta Belanda dan saat ini masih dipergunakan. Stasiun Kedungjati diresmikan pada bulan 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur KA dari Kedungjati ke Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976. Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester dengan peron berkonstruksi baja dengan atap dari seng setinggi 14,65 cm.

4. Stasiun Alasteowa (1867)

Stasiun Alastuwa (ATA) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tlogomulyo, Pedurungan, Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +6 m dpl ini termasuk dalam Daops 4 Semarang. Peron stasiun ini berbentuk pulau. Stasiun ini dapat terlihat dari jembatan layang di Jl. Raya Bangetayu-Pedurungan ke arah timur.
Terdapat 4 jalur di Stasiun Alastuwa. 1 jalur masih menggunakan bantalan kayu, 2 jalur masih menggunakan bantalan besi, dan 1 jalur sudah menggunakan beton.
Stasiun Alastuwa biasa menjadi tempat perhentian bagi kereta api dari arah timur yang hendak ke barat apabila Stasiun Semarang Tawang tergenang banjir atau penuh jalurnya maupun terjadi kemacetan parah di Jl. Raya Kaligawe.

3. Stasiun Broemboeng (1867)
Stasiun Brumbung (BBG) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kembangarum, Mranggen, Demak. Stasiun yang terletak pada ketinggian +18 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Dibangun pada tahun 1867, stasiun ini terletak tak jauh dari jalan raya Semarang-Purwodadi. Di timur stasiun ini terdapat Pasar Ganefo.
Dari arah Semarang (barat laut), Stasiun Brumbung merupakan tempat percabangan bagi jalur rel ke Surabaya (timur) dan Surakarta (tenggara). Dengan posisi demikian, peron Stasiun Brumbung berbentuk pulau.

2. Stasiun Tanggung (1867)

Stasiun Tanggung (TGG) adalah sebuah stasiun kereta api yang terletak di Tanggungharjo, Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah. Dengan ketinggian ±20 m dpl, Stasiun Tanggung terletak di Daerah Operasi 4 Semarang.
Stasiun Tanggung merupakan salah satu stasiun KA tertua di Indonesia. Pada tanggal 10 Agustus 1867, jalur KA pertama dibuka, antara Semarang-Tanggung yang berjarak 25 kilometer, oleh Gub. Jend. Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele. Bangunan stasiun yang didirikan pertama kali telah dibongkar pada tahun 1910, kemudian dibangunlah bangunan stasiun yang baru, yang dapat dilihat sampai sekarang. Pada pertengahan tahun 1980-an, stasiun ini pernah hendak dibongkar dan ditempatkan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Kini, Stasiun Tanggung tidak lagi berfungsi menaikkan atau menurunkan penumpang, tetapi hanya sebagai stasiun pengawas keamanan perjalanan kereta api di lintasan Brumbung-Gundih, karena seringnya kereta api dilempari batu di sekitar stasiun ini. Karena fungsinya yang terbatas, tidak ada jalan keluar masuk kendaraan ke stasiun. Jalan masuk kendaraan melalui perumahan penduduk yang dibangun di pekarangan stasiun dengan menyewa kepada PT Kereta Api.

1. Stasiun Semarang NIS/Semarang gudang/Tambaksari (1864)

Stasiun ini dibangun pada tanggal 16 Juni 1864 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele. Untuk pengoperasian rute ini, pemerintah Belanda menunjuk Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu markas NIS yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Dan tepatnya pada 10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya di stasiun ini.


bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini, mohon diralat. Terima kasih.